- siswa kebanyakan ramai di kelas pada waktu pembelajaran dan cenderung tidak mengindahkan materi pelajaran yang disampaikan guru,.
- siswa diam pada waktu pembelajaran, tapi proses penyerapan materi pelajaran sangat rendah,
- siswa kelihatan sibuk dengan urusan masing-masing waktu pembelajaran, ada yang ngerjakan tugas PR materi pelajaran lain, ada yang bicara dengan teman sebangkunya, ada yang berpangku pada meja belajar, bahkan ada yang tidur.
asal mengikuti pelajaran tanpa paham makna apa yang mereka lakukan. Tentu berbagai cara dan teknik telah banyak dilakukan guru dalam mengatasi situasi kecemasan pembelajaran agar bisa membuat siswa nyaman dalam belajar.
Kelas yang tidak bergairah selayaknya untuk di-reorganisasi secara besar-besaran. Hal ini dapat dilakukan guru dengan :
- Pergunakan pujian verbal. Kata-kata seperti “bagus”, baik”, pekerjaanmu baik”, yang diucapkan segera dan refleks setelah anak didik selesai mengerjakan pekerjaan, merupakan pembangkit motivasi yang besar.
- Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana tanpa rekayasa.
- Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi. Dengan melontarkan pertanyaan atau masalah-masalah, guru dapat menimbulkan suatu konflik konseptual yang merangsang anak didik untuk bekerja. Motivasi justru akan berakhir apabila konflik itu terpecahkan atau bosan untuk memecahkannya.
- Melakukan hal yang luar biasa, misalnya meminta anak didik melakukan penyusunan soal-soal tes, menceritakan problem guru dalam belajar di masa lalu dan lain-lain.
- Memanfaatkan apersepsi anak didik. Pengalaman anak didik baik yang di dapat di lingkungan sekolah maupun luar sekolah dimanfaatkan guru ketika sedang menjelaskan materi pelajaran. Dengan cara asosiasi ini anak didik berusaha menghubungkan materi pelajaran yang diserap dengan pengalaman yang telah dialaminya.
- Pergunakan simulasi dan permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar